Hal-hal yang baru disadari ketika sudah lulus SMA/SMK


Hello World!, apakabar kalian? semoga baik baik saja.
Sebenarnya saya ingin sekali mengucapkan selamat atas teman-teman yang telah lulus SMA/SMK tahun ini, tahun 2020. Namun rasanya percuma, semua ini kurang begitu bermakna. Terlepas karena kondisi global yang teramat terdistraksi melawan makhluk Allah SWT sebesar 120 nanometer, Tulisan ini sebenernya sudah saya tulis beberapa hari lalu, sempat berpikir untuk tidak melanjutkannya, namun akhirnya bertemu kalimat

“Tidak ada buku yang selesai. Bukunya hanya dipublish” -Leigh Shulman
Untuk itu saya juga percaya, "Tidak ada artikel yang selesai(termasuk artikel ini), artikelnya hanya dipublish".
Karena hal-hal ini bukan tentang benar atau salah, sehingga saya tidak akan memaksa kalian percaya, saya hanya berharap kalian berfikir.

Yang benar-benar peduli dengan kita, adalah diri kita sendiri.

Mungkin kedengaran keras, tapi kenyataanya seperti itu. Ketika masih di bangku sekolah kepedulian dari guru, orang tua dan orang sekitar pasti kita butuhkan. Namun saya rasa saat ini tidak ada artinya kalau diri kita sendiri tidak peduli dengan diri kita.  Mau bergerak kemana? mau invenstasi apa? mau berkorban seberapa? itu semua untuk kita dan tergantung diri kita sendiri.  Yang pasti, besaran kepedulian kita dengan diri kita sendiri pada akhirnya yang menentukan nasib kita dan seberapa lama mencapai tujuan hidup kita sendiri. 

Ada yang mendidik, ada yang hanya penyalur informasi.

Kita seharusnya sangat berterima kasih untuk setiap guru disekolah. Apalagi untuk mereka yang telah memberi kita pandangan tentang dunia luar dan masa depan, mengajarkan etika dan attitude, hingga mendampingi di setiap event yang pernah saya atau kalian ikuti. Namun bagaimana dengan penyalur informasi? Saya rasa di dunia informasi saat ini, dimana ilmu dibuka seluas luasnya oleh Allah SWT. Etika dan attitude lebih utama untuk bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat, bukan ilmu atau informasi yang banyak. karena menurut saya setiap ilmu yang didapat tanpa etika dan ettitude, hanya akan ada 2 hasil, yaitu hilang dan atau dimanfaatkan untuk hal buruk.


Menjadi manusia sesungguhnya

Saya ingat betul ketika masih duduk di bangku SMP, waktu itu saya pernah diberi nasihat oleh Bu Umi (guru BK), "Nak, sekarang ini kamu belum jadi manusia sesungguhnya, nanti 4-5 tahun yang akan datang ketika kamu sudah lulus SMA/SMK baru akan kamu merasakan menjadi manusia sesungguhnya", ujar Bu Umi kepada saya.
2 kalimat yang masih terlalu abstrak untuk saya yang saat itu masih kelas 9 SMP. Tetapi entah kenapa saya masih mengingatnya, dan hari-hari ini saya resapi ternyata memang 2 kalimat itu memiliki makna yang sangat amat dalam.  Terlebih ketika kita berbicara tentang hal tidak manusiawi yang menjadi tontonan setiap hari. Tentang tujuan, tentang tanggung jawab apalagi ekonomi. Dan silahkan kalian resapi sendiri, entah itu tentang hal baik atau buruk. Yang saya harapkan adalah kita bisa sama-sama
 "ambil hikmahnya, rasakan nikmatnya"
dari setiap hal yang telah kita lalui, dan akan yang akan kita lewati kedepannya.

"Tidak ada artikel yang selesai(termasuk artikel ini), artikelnya hanya dipublish". Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat.

Post a Comment for "Hal-hal yang baru disadari ketika sudah lulus SMA/SMK "